DEMA Tegas Tolak Kerja Sama UIN Surakarta dengan Fintech Dana Cita
Berita Baru, Sukoharjo – Ketua DEMA menyampaikan bahwa UIN Raden Mas Said Surakarta menjalin kerja sama dengan Fintech Dana Cita di bawah naungan PT. Inclusive Finance Group pada 8 April 2022. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) Nomor : B-2396/Un.20/HM.01/4/2022, Nomor : 0009/MoU/DC/BD/IV2022.
Perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni UIN Raden Mas Said Surakarta yang diwakili oleh Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta dan pihak Dana Cita yang diwakili oleh Direktur Utama. Merespon adanya kesepakatan tersebut, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta, Aditya Putra Dermawan menyampaikan bahwa dalam hal ini DEMA Universitas sama sekali tidak diikutsertakan dalam proses kerjasama tersebut.
Kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak tersebut tidak melibatkan unsur lembaga kemahasiswaan tertinggi pada tataran Universitas yakni SEMA Universitas maupun DEMA Universitas. Aditya Putra Dermawan sangat menyayangkan atas nota kesepakatan yang dibuat tanpa adanya pertimbangan serta usul yang disampaikan dari mahasiswa. Skema peminjaman online pada dunia pendidikan ini sebenarnya sudah banyak menuai pro dan kontra, sebelumnya bernama Student Loan. Menyelesaikan masalah pendidikan pada cengkraman peminjaman online yang berbunga justru akan menambah rentetan permasalahan dikemudian hari seperti jebakan hutang.
Menurut Aditya Putra Dermawan, “Tidak ada yang baik dari skema talangan ataupun Student Loan ini, karena pendidikan ialah hak, bukan sebuah barang kepemilikan yang harus dibeli bahkan dicicil sekalipun. Pada UU No.12 Tahun 2012 Pasal 76 jelas menerangkan mengenai pemenuhan hak mahasiswa untuk mendapatkan bantuan finansial untuk membiayai Studinya.” Selaku Presiden Mahasiswa, Aditya Putra Dermawan menyampaikan dengan tegas bahwa pihaknya selaku salah satu Lembaga Kemahasiswaan menolak dan tidak sepakat adanya kerjasama tersebut. Ia berharap para pemangku kebijakan di UIN Raden Mas Said Surakarta lebih selektif dan mempunyai banyak pertimbangan dalam memutuskan segala sesuatu.